img-20161115-wa0019

Dalam proses menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sebuah proses prajabatan sangat diperlukan untuk menghilangkan huruf “C” pada CPNS menjadi PNS. Tentu proses ini tidak semudah yang dibayangkan. Kebetulan dari Undiksha terdapat 8 orang CPNS yang berangkat ke mataram pada gelombang V. Adapun dosen yang diberangkatkan antara lain :

  1. Agus Aan Jiwa Permana (Prodi Manajemen Informatika)
  2. A.A. Gede Yudhi Paramartha (Prodi Manajemen Informatika)
  3. Putu Adi Krisna Juniarta (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris)
  4. Ni Putu Astiti Pratiwi (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris)
  5. I Made Sarmita (Prodi Pendidikan Geografi)
  6. Alexander Hamonangan Simamora (Prodi Teknologi Pendidikan)
  7. I Gede PArtha Sindu (Prodi Pendidikan Teknologi Informatika)
  8. Putu Wayan Arta Suyasa (Prodi Pendidikan Teknologi Informatika)

Continue reading ‘Prajabatan di Kota Mataram’


imagesSobat, tentu tidak ada yang ingin terkena banjir saat musim hujan. Apalagi sekarang musim sudah tidak menentu, terkadang hujan turun lebat saat bukan musimnya. Hal ini bisa sobat jadikan renungan dan sering saya sampaikan di kelas dan ruangan kampus saat mengajar untuk mengajak sobat dan mahasiswa agar tidak membuang sampah sembarangan.

Sejak dini, pendidikan sampah harus wajib diberikan di Rumah Tangga kemudian tingkat TK/PAUD dan selanjutnya di tingkat pdownloadendidikan seperti SMP/SMA/Kuliah. Banyak orang yang maaf “berpendidikan” masih membuang sampah sembarangan seperti ke kali, jurang, jalanan, kali, dan tempat yang tidak semestinya menjadi penampungan sampah. Seorang teman saya mengatakan bahwa masalah penting kita saat ini adalah sampah dan itu nyata. Setiap hari kita menghasilkan sampah plastik, elektronik, organik, pasar, rumah sakit, dan restoran. Semua menghasilkan sampah, dan pembuangannya kian “beringas” tidak pandang tempat. Misalkan contohnya : salah satu desa agrowisata di tabanan, warganya membuang sampah ke sungai dan kali sehingga setiap hujan air naik sampai ke badan jalan karena tumpukan sampah yang dibuang ke kali oleh warga. Saya menyaksikan sendiri warga yang membuang sampah di suatu saluran air, karena hampir setiap hari melintasi tempat tersebut. Kemudian para pedagang seenaknya membuang sampah plastik ke selokan (istilah bali “Telabah”). Nah, sudahlah, sudah terlanjur dan kita tidak usah renungkan lagi tapi mari bersikap untuk tidak membiarkan semua ini terjadi dan menjadi kebiasaan (Agus Aan, 2016).


Nama : Muh febrianto


Nama : putu agus eka surastawan